PENGATURAN DOSIS OBAT PADA ANAK
Galih andre prasetyo (068114172)
Erma putri nugraheni (068114176)
Nana kartika (068114185)
Pemberian dosis obat pada anak memerlukan suatu pertimbangan yang seksama terhadap perbedaan antara anak dan orang dewasa sehubungan dengan farmakokinetika dan farmakologi obat. Seorang anak selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dan dalam proses ini selalu akan terjadi perubahan-perubahan dari waktu ke waktu. Selama masih dalam proses tumbuh dan kembang, fungsi organ dan keadaan seorang anak juga berkembang.
Perbedaan komposisi tubuh dan kesempurnaan pertumbuhan hati dan fungsi ginjal merupakan sumber perbedaan yang potensial dalam farmakokinetika yang berhubungan dengan umur. Masalah pemakaian obat pada anak meliputi penentuan jenis obat, dosis, frekuensi, lama dan cara pemberian. Adapun berbagai pertimbangan pemakaian obat pada anak, yaitu :
- Factor farmakokinetik : ADME
- Pertimbangan dosis terapetik dan toksik, apakah obat termasuk lingkup terapi lebar atau sempit
- Perhitungan dosis
- Segi praktis pemakaian obat : cara pemberian, kebiasaan, ketaatan.
- Pertimbangan Farmakokinetika
Pertimbangan farmakokinetika, meliputi :
Ø Absorpsi
Adalah proses zat-zat dari obat masuk ke dalam aliran / pembuluh darah. Cara pemberian berdampak pada kecepatan dan keseluruhan bagian obat yang akan diserap tubuh. Pemberian secara intravena merupakan cara tercepat dalam absorpsi obat, kemudian diikuti dengan pemberian secara intramuskular, subkutaneus, dan oral. Kecepatan absorpsi obat tregantung pada cara pemberian obat dan sifat fisikokimiawi obat (BM, sifat lipofilisitas)
Ø Distribusi
Adalah proses pengiriman zat-zat dalam obat kepada jaringan dan sel-sel target. Proses dipengaruhi oleh sistem sirkulasi tubuh, jumlah zat obat yang dapat terikat dengan protein tubuh serta jaringan atau sel tujuan dari obat tersebut. Ikatan protein plasma sangat kecil pada bayi, baru mencapai normal pada usia 1 tahun.
Ø Metabolisme
Adalah proses deaktivasi / detoksifikasi zat-zat obat didalam tubuh. Proses ini terutama berlangsung didalam hepar, namun juga berlangsung di dalam ginjal, plasma darah, mukosa usus, dan paru-paru. Gangguan pada fungsi hepar, termasuk diantaranya adalah penurunan fungsi hepar akibat penuaan atau penyakit dapat mempengaruhi kecepatan detoksifikasi obat yang berlagsung didalam tubuh. Perbandingan relatif volume hepar terhadap berat badan menurun dengan bertambahnya usia. Volume hepar pada bayi 2 kali anak usia 10 tahun, sehingga kecepatan metabolisme bayi lebih besar.
Ø Ekskresi
Adalah proses mengeluarkan obat atau zat-zat sisa metabolismenya dari dalam tubuh. Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan sebagian besar sisa metabolisme tersebut, sebagian yang lain dikeluarkan melalui paru-paru dan intestinal. Penurunan fungsi ginjal akan sangat berpengaruh buruk pada proses ini. Pada neonatus, kecepatan filtrasi glomerulus dan fungsi tubulus masih imatur, normalnya setelah 6 bulan.
Bayi dan anak-anak mendapat perlakuan dosis yang berbeda dibanding orang dewasa. Dosis obat bergantung pada perbedaan farmakokinetik dan farmakologi, yang terbagi atas : bayi baru lahir (sampai usia 1 bulan), bayi (1-24 bulan), balita(1-5 tahun), dan anak (6-12 tahun). Penentuan dosis pada anak harus selalu individual. Dosis mengacu pada buku standar pediatri atau pedoman terapi, selain itu dapat juga melihat acuan pada kemasan yang ada pada obat tersebut. Jika tidak ditemukan informasi dosisnya, dapat dilakukan perhitungan dosis berdasarkan umur, berat badan, dan luas permukaan tubuh.
Berdasarkan umur (formula young)
Dosis anak = dosis dewasa x (umur(tahun)/umur+12 tahun)
Karena proses tumbuh kembang anak itu tidak sama pada anak-anak dalam kelompok umur yang sama, maka ketepatan dosis atas dasar umur juga diragukan.
Berdasarkan berat badan (formula Clark)
Dosis anak = dosis dewasa x (berat badan(kg)/ 70 kg)
Cara ini paling popular di Indonesia, tetapi ketepatannya mulai diragukan, terutama untuk bayi. Perhitungan menurut berat badan menghasilkan suatu ketimpangan antara dosis anak dan dosis dewasa, sehingga kurang jelas yang mana yang menjadi kriteria.
Berdasarkan formula Young dan Clark untuk penyesuaian dosis pada anak adalah paling baik dengan pendekatan kasar yang menganggap bahwa hanya umur dan ukuran tubuh yang berubah karena pertumbuhan dan tidak mempertimbangkan laju eliminasi obat.
Berdasarkan luas permukaan tubuh
Dosis anak = dosis dewasa x (luas permukaan tubuh(m2)/1,73)
Pada saat ini dianggap yang paling tepat karena ketimpangan antara dosis anak dan dosis dewasa lebih kecil. Pendekatan ini mempunyai keuntungan yaitu terhindarnya bias yang disebabkan oleh obesitas atau berat badan yang tidak umum karena tinggi dan berat badan penderita dipertimbangkan, selain itu metode luas permukaan tubuh hanya memberi suatu perkiraan kasar dari dosis yang sesuai, karena perbedaan farmakokinetik obat-obat tertentu tidak dipertimbangkan.
Perhitungan dosis menurut formula Pincus Catzell
persentase dari dosis dewasa, yaitu :
§ bayi baru lahir 12%
§ 1-12 bulan 15-25 %
§ 1-5 tahun 25-40 %
§ 5-12 tahun 50-75%
cara ini sangat praktis, tetapi kelemahannya sama seperti pada yang berdasarkan umur.
Contoh :
parasetamol dengan dosis dewasa 500 mg 3 kali sehari, apabila digunakan pada bayi 6 bulan, maka dosis yang digunakan :
Menurut formula young:
Dosis anak= 500 mg/kgBB x 0,5 (tahun)/ 0,5+12(tahun)=20 mg/kgBB
Menurut formula Pincus Catzel :
1-12 bulan 15-25%= 15% x 500mg/kgBB - 25%x500mg/kgBB = 75-125mg/kgBB.
Karena proses tumbuh kembang ini, maka senantiasa terjadi perubahan-perubahan dalam metabolisme dan bentuk badan anak. Maka dalam penentuan dosis, masih perlu diperhitungkan faktor-faktor lain seperti :
Ø Obesitas
Ø Dehidrasi atau hypovolemic shock; konsentrasi obat dalam darah lebih tinggi.
Ø Oedema; konsentrasi obat lebih rendah.
Ø Fungsi hati dan ginjal.
Ø Adanya kelainan genetik : G–6–PD, porphyria dll.
Ø Pengaruh preparat hormon, seperti anabolik dan hormon kelamin yang dapat mempengaruhi pertumbuhan anak.
Sumber :
Anonim,2008,www.portalkalbe/files/cdk/files/08MasalahUjiKlinikObatobatan025.pdf,diakses tanggal 19 maret 2009.
Ramawati, Dian, 2009, www.localhost/G:/medikasi.html, diakses tanggal 19 maret 2009
Shergel, L.,1999, Applied Biopharmaceutics and Pharmacokinetics, 4th edition, McGraw-Hill, New York.
Filed under: farmakokinetik klinik, farmakokinetika klinik